mediaLABOUR.com  JAKARTA -, Demo hari ini, DPR menerima 15 perwakilan masa demo dari kelompok buruh dan mahasiswa di Gedung Nusantara III, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/4/2022). Para demonstran menyampaikan beberapa tuntutan terkait penolakan UU Omnibus Law, hal tersebut disampaikan dalam audiensi yang berlangsung sekitar satu jam dengan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan Rachmat Gobel. Boing dari perwakilan buruh mengatakan bahwa alasannya menolak UU Omnibus Law tentang Ciptakerja karena ketentuan mengenai pengupahan. “Tolong dihentikan, dengarkan suara rakyat, rakyat sudah merasakan dampak UU Ciptaker” ucap Boing di Ruang Rapat Pimpinan DPR tersebut.

Demonstran meminta agar negara berlaku adil memberikan jaminan pendidikan, kesehatan, perumahan dan pensiun. Ia melihat negara semakin liberal dan BUMN seharusnya sebagai lokomotif pembangunan dalam negeri dan DPR mempunyai wewenang untuk mengatur anggaran.

Aldi yang merupakan perwakilan dari Komite Revolusi Pendidikan Indonesia yang tertaut dengan Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) mengatakan bahwa 75 ribu anak putus sekolah akibat pandemi dan pertumbuhan ekonomi yang tak seimbang, banyak temannya yang di-drop out (DO) dari kampus akibat pengekangan kebebasan berekspresi oleh karena itu mereka harus turun ke jalan. “Kita harus turun ke jalan menyampaikan aspirasi. Kembalikan kebebasan berekspresi di kampus, banyak teman kami yang di-DO” kata Aldi.

Demonstran dari perwakilan mahasiswa Universitas Gunadarma juga mengkritisi perihal Rancangan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional yang sampai kini naskah akademiknya belum dipublikasi. Pihaknya menilai bahwa ada upaya untuk mempertajam praktik liberalisasi pendidikan dan wacana pendidikan naik.

“Demo-demo meluas di mana-mana ini harus dihentikan, supaya kita juga enggak capek di lapangan. Saya pikir Bapak pasti paham bagaimana terjadi di atas. Tuntutan rakyat diselesaikan, tidak ada tipu muslihat”. Kata Arif perwakilan butuh yang meminta DPR untuk menuntaskan tuntutan rakyat. (Sella)